Wednesday, March 14, 2007
Farhan 2006-09-24
posted by Abu Farhan @ 8:21 AM   0 comments
Saturday, July 15, 2006
Soq Pinter
Aku pernah ngomong ke teman yang rada sombong. "Hei....., pinter itu bagus lho, tapi merasa pinter justru kurang bagus". Lha kenapa? Pertanyaan ini masih berlevel tingkat SD. Wong dipikir dikit aja udah ketauan koq. Merasa diri pinter bisa menggiring diri ke lembah kesombongan. Padahal kata ustadz Sanusi, kesombongan itu adalah sebuah sifat yang mutlak hanya boleh dimiliki oleh sang Khalik. Intinya, kita yang notabene tidak lebih dari hasil creasi sang Maha Pencipta segala yang ada, kaga' punya hak sikit-pun untuk mencaplok hak prerogatif Sang Gusti Allah.

Tapi kadang-kadang hal yang bukan hak sendiri-pun kita caplok mentah-mentah. Sudah jelas-jelas kita tidak ada hak untuk punya rasa sombong, masih saja menyombongkan diri. Makanya sekali lagi mengutip petuah sang ustadz, kita terlampau sering melampaui batas. Ibarat nilep duit di brangkas tetangga tanpa persetujuan yang punya. Namanya kan nyolong.... Kagak punya hak koq diambil...., nyuri namanya. Sama saja dengan ngerampok.

Wajar kalo sang tetangga menyumpah-serapahin. Malah di-"do'a"in modar dari alam nyata. "Mampus sana sekalian......", demikian harapan si pemilik dalam hati.

Seperti itulah wajah "soq pinter". Gak beda dengan nyolong. Makanya, hati-hatilah anda yang suka soq pinter. Eeh... aku juga saam koq. Karena secara sadar akupun merasa kadang ego ntuk soq pinter itu datang. Dengan berbagai macam iming-iming yang melatarbelakanginya. Jadi..., kadang akupun tidak beda dengan perampok.
posted by Abu Farhan @ 9:20 AM   0 comments
Tuesday, June 13, 2006
Dan Jepang-pun di-KO Hiddink
Malam kemarin, partai Australia melawan Jepang membuahkan hasil akhir, 3-1 untuk tim Socceroos. Terutama di babak kedua, permainan kesebelasan Negara matahari terbit ini bagai ikan air tawar yang dicelupkan di tengah laut...., klepak-klepok....., bernafaspun kesusahan, sama sekali tiada berdaya. Satu-satunya gol yang berhasil disarankan pasukan Zico ini pun berbau "ilegal", mengundang banyak kontropersi.

Tim Jepang seakan mengikuti nasib tim Asia lainnya yang lebih dulu bertanding, Iran. Bisa sedikit unjuk gigi di babak awal, akan tetapi setelah istirahat selama 15 menit, giginya sudah seperti dicabuti semua, jadi ompong.

Seusai pertandingan, Zico malah menyalahkan anak asuhannya. Padahal semestinya dialah yang harus bertanggung jawab atas kegagalan tersebut. Zico dan Hiddink, pelatih Tim negeri kanguru itu, bisa diibaratkan bumi dan langit manakala membandingkannya sebagai seorang pemain. Zico bahkan sering dijuluki pele putih, dan sepak terjangnya dalam membela tim samba di masa aktif-nya memang menyisakan banyak kenangan indah bagi pendukung tim berkostum warna kuning tersebut. Sementara Hiddink, hampir tidak pernah kedengaran namanya disebut tatkala masih berstatus sebagai pemain bola. Tapi dalam urusan melatih, nama Hiddink bukanlah nama yang biasa-biasa. Grade Zico dan Hiddink bisa jadi berbalik, bagai langit dengan bumi, Hiddink sebagai langitnya sementara Zico sebagai buminya.

Kekerdilan Zico sebagai pelatih, bisa juga dilihat dari ucapannya yang "menyalahkan" panasnya cuaca membuat pasukannya cepat keder. Masih lebih "gentle" ucapan Hiddink, "Di akhir pertandingan keadilan akhirnya bisa ditegakkan di laga ini. Saya pikir wasit harus bersukur atas hasil ini,". Tidak menyalahkan siapa-siapa, tapi ucapannya punya makna yang sangat dalam.

Zico, sebagai pelatih memang disamping belum berpengalaman, juga tidak pernah menunjukkan terobosan-terobosan yang bisa membuat pecandu bola di negeri sakura itu bisa lega. Ke-loyal-an petinggi sepakbola di negeri itu untuk tetap meletakkan Zico sebagai pelatih National Team, lebih dikarenakan bayang-bayang kebesaran Zico tatkala masih jadi pemain. Padahal banyak mantan pemain ternama yang tatkala jadi pelatih justru tidak membuahkan hasil yang signifikan. Dan sebaliknya banyak pelatih terkenal yang justru pada masa aktif-nya tidak begitu menonjol. Gus Hiddink adalah salah satunya. Maka wajar, kalau banyak negara memburunya untuk diangkat menjadi pelatih tim nasional. Tapi, Hiddink memilih tim Rusia sebagai obyek kreasinya selepas piala dunia ini.

Setelah tangan emas Hiddink bisa memoles Korsel jadi mengkilap di Piala Dunia yang lalu, kini Australia yang dapat giliran. Dan yang jelas, semua orang harus siap menerima Socceroos menari di piala dunia kali ini. Terlepas, rela atau tidak.
posted by Abu Farhan @ 7:11 AM   0 comments
Wednesday, May 10, 2006
Malas......
Orang bilang aku orang malas.
Padahal aku sendiri termasuk rajin, minimal ngejar anak tetangga waktu masih jomblo.

Orang bilang aku gak mau susah.
Mungkin bener juga. Tapi tolong dicatat...., ini udah dari sono-nya bro.
Aku akui...., malas ngerjakan hal-hal yang membosankan, yang itu-itu saja. Gak menantang. Gak pake logika. Aktifitas yang cuman pake otot....... Aku malas.....aku akui. Lagian buat apa susah-susah ngibisin waktu n tenaga buat hal-hal seperti itu. Kerjaan yang butuh otot, mendingan gue serahin ke tukang ojek di samping rumah ntuk membereskannya. Abis itu ngopi bareng. Malah sementara mereka ber-peluh-peluh bertarung gunakan otot, aku bisa duduk santai...., baca komik "Danchi Tomoo" misalnya.

Jangan salahkan golongan darahku. Tapi salahkanlah jiwaku yang selalu pengen menggunakan ini otak. Muter otak mengakalin pekerjaan yang membosankan itu. Apalagi mo nyalahin moyang yang katanya memang ras pemalas. Gini-gini, aku juga gak tega leluhurku dibawa-bawa.
Aku tidak berbakat & berniat jadi pemikir. Tapi pengen jadi peng-akal. Omongan negatip-nya ber"akal bulus". Bisa ato kaga', tuh mah urusan belakangan. Tapi gak apa-apa kan. Asal tidak merugikan orang lain.

Lha, katanya sel-sel otak ini akan mati lebih cepat kalo enggan digunakan. Jadi gak ada bedanya ama otot-otot, yang akan melemah kalo jarang dirangsang. Jadi...., rangsangan itu perlu dan sangat perlu demi membuat hidup dan kehidupan ini lebih bergairah. Tidak loyo bak kain basah. Makanya, bersyukurlah anda-anda yang gampang terangsang. Masa depannya masih ada harapan. Belum tergolong USIA PASRAH.

Banyak mikir aja masih sering ketipu. Apalagi banyakan nidurin nih otak. Pasrah pada otot...., Artinya, banyak yang lebih ber"akal bulus" dari aku. Kalo gak gitu, aku juga udah kaya. Hasil dari dagang, entah itu jualan martabak manis, Baso. Atau mungkin dagang obat-obatan. Katanya untungnya gede..... Atau ngakalin uang negara sekalian. Yah....., ngorupsi....!!!! Toh kalo kaki keseleo, sel-ku di cipinang misalnya masih bisa berkelas. Masih bisa ngorder pemuas napsu. Atau.... apapun yang aku mau. Persetan dengan status. Dari pada idup jujur-jujur tapi tiap hari harus nyungsep di aspal tol dalam kota. Masih keliatan gagah, "Pejabat". Atau minimal pengusaha yang punya akses ke kekuasaan.

Artinya....., mungkin aku mesti lebih malas lagi. Biar otak terangsang untuk berbuat sesuatu cara agar bisa memfasilitasi kehidupan dalam kemalasan ini. Atau harus malas profesional. Yang jelas, aku punya saran baru, jangan membenci kemalasan, karena dengan kemalasan akan membuat otak lebih kreatif. (AF)
posted by Abu Farhan @ 5:15 PM   0 comments
Abu Farhan
Koq nama blog ini Abu Farhan?

Lha..., mau-mau gue dong. Toh dengan penamaan itu, perasaan(walau biasanya lebih mengedepankan logika dibanding perasaan) tidak ada unsur pelanggaran UU APP, apalagi HAM.

Atau ada yang merasa tergelitik? Terperkosa harga dirinya? Atau merasa ditikam dari belakang. Kalo "iya", perbanyak aja istighfar dan zikir. Moga Yang Kuasa rela menyadarkan pikiran yang ada di kepala ini. Sekali lagi, aku gak sadar....... Betulan! Gak takut sumpah pocong. Apalagi level sumpah palapa. Dah kadaluwarsa....., gak zaman. Kecuali kembali ke zaman kuda gigit besi. Kalo saat ini kan, zaman-nya rakyat gigit jari. Wong uang negara udah di-tilep ama para koruptor yang bertopeng "Abdi negara" maupun pengusaha "penyumbang" lapangan kerja.

Nama blog gak usah difikirin terlalu dalam, bro. Mending mikirin gimana bisa menggaet anak tetangga tuk jadi bini, buat yang jomblo, atau yang belagak jomblo. Urusan itu aja gak mampu diberesin. Ngapain ngurusin hal yang tidak perlu. Gak ada guna.

Yang jelas, gue tetep make nama "Abu Farhan" untuk blog ini. Moga-moga besok-besok gue bisa matenin ini nama. 20 Tahun ke depan, kali aja laku dijual.
posted by Abu Farhan @ 7:21 AM   0 comments
Ads here!!! Lagi ngetest nih
 
About Me

Name: Abu Farhan
Home: Jakarta, Indonesia
About Me:
See my complete profile
Yang Lalu
Archives
Links
Template By
Free Blogger templates